Apa yang membedakan Steve Jobs dengan Jack Dorsey? Steve Jobs tidak peduli dengan bisnis orang lain, satu-satunya creative force yang dia miliki adalah, bagaimana membuat produk apple sesempurna mungkin, Jack Dorsey sebaliknya, bagaimana membuat teknologi yang bekerja untuk semua orang tanpa melupakan aspek fungsi dan estetika. Itulah kenapa, media menyebut Jack Dorsey mewarisi apa yang disebutnya sebagai “the most fascinating men in technology” dari Steve Jobs.
Jack Dorsey baru berusia 18 tahun ketika dirinya menyadari bahwa ia ingin membuat aplikasi computer yang bisa membantu orang untuk memberi tahu lokasi dirinya ada dimana dan mau kemana. Hal itu terinspirasi oleh kegemarannya mendengarkan station radio local yang memperdengarkan pengumuman kegiatan ambulance seperti mau kemana dan sedang dimana. Seperti diwartakan oleh Wall Street Journal, Jack Dorsey bahkan berkeyakinan ia bisa membuat aplikasi semacam itu lengkap dengan posisi peta. Dorsey lalu mencoba membajak server sebuah korporasi dan meyakinkan CEO nya untuk bisa menjadi leader para programmer di perusahaan tersebut. Alhasil, Dorsey di terima dan dalam perjalannanya memimpin programmer inilah, secara kebetulan, Dorsey membangun Twitter. Sebuah platform berbagi yang sedianya menjadi aplikasi berbagi posisi menjadi media sosial populer saat ini.
Twitter lahir pada tahun 2006, kini berubah, selain menjadi media social hangout, dimana semua orang bisa berbagi konten, juga menjadi medium breaking news tercepat, media curhat Donald Trump, dan alat politik ampuh yang menjadi rujukan para politisi, activist dan bahkan social organization. Saat ini tidak sulit untuk menjumpai survey yang digelar melalui twitter, juga apabila anda ingin mengetahui topic apa yang populer saat ini, anda tidak akan menemukannya di Facebook, Instagram atau Path, justru anda akan menemukannya di Twitter.
Selesai dengan Twitter tidak membuat Dorsey lantas berfokus dengan Twiiter, when it comes to term finnish, Jack Dorsey mencari penemuan lain yang sesuai dengan minatnya. Tahun 2009, Jack Dorsey menggedor dan mungkin juga menyeret dunia keuangan dan perbankan ke dalam irama permainannya. Dorsey mendirikan Square, sebuah aplikasi mobile yang memungkinkan small scale entrepreneur memiliki metode pembayaran yang mudah dan cepat. Industri keuangan selama ini kurang menyentuh bisnis skala mikro, sehingga menyulitkan sector ini mendapatkan alat pembayaran yang mudah dan murah. Jack Dorsey menyadari hal ini ketika salah seorang temannya, seorang seniman yang memiliki usaha skala mikro kesulitan dengan rates dan rules yang diterapkan oleh mesin swipe credit card, suatu ketika ia kehilangan penjualan sebesar 2000 US Dollar karena si pembeli tidak memiliki uang cash. Uang sebanyak itu menurut Dorsey bisa membantunya hidup selama satu bulan. Atas cerita menyakitkan itulah, seakan mendapatkan ilham, Jack Dorsey terpantik untuk membuat aplikasi yang memudahkan orang untuk berkirim uang tanpa adanya kerumitan aturan perbankan. Lahirlah Square.
Tidak butuh waktu lama bagi Jack untuk mewujudkan mimpinya, Jack Dorsey menciptakan alat swipe, pemindai yang bisa membaca semua kartu credit (MasterCard, Visa, American Express, Discover). Alat itu dikirim gratis kepada siapa saja yang memintanya melalui email, Square Swipe ini adalah alat pelengkap apabila seseorang akan melakukan pembelanjaan namun tidak memiliki uang cash. Untuk setiap usaha skala mikro, Jack Dorsey memberlakukan fee flat sebesar 3 persen dan memiliki kebijakan zero percent untuk untuk child magicians, self employed yoga guru, dan profesi lainnya. Square Swipe dikonfigurasikan dengan iphone atau android phone yang memiliki aplikasi square, cara bekerjanya hampir mirip dengan cara bekerja mesin swipe lainnya, hanya tinggal menempelkan kartu kredit/debit dan lalu menginputnya melalui mobile phone, maka transaksipun berjalan. Cashless dan sangat mudah.
Baik Twitter maupun Square, Jack Dorsey adalah tipikal gaek teknologi yang tidak ingin mengalami kerumitan dalam hidup, ia lebih menyukai bekerja tanpa dasi dan kerah baju ala mandarin yang terbuka, semangatnya untuk terus menemukan hal-hal yang baru membuat Jack Dorsey, 35 tahun, dianugerahi inventors of the year oleh Wall Street Journal di tahun 2012. Sama seperti para idola silicon valley lainnya, Jack Dorsey tercatat tidak pernah merampungkan kuliahnya, baik di Missouri State maupun New York University.
Namun satu hal yang patut dicatat oleh semuanya, Jack Dorsey tidak seperti tech geek lainnya yang terobsesi akan satu hal saja dalam hidupnya, Steve Jobs sangat terobsesi dengan Apple, Mark Zuck terobsesi dengan Facebook, buat Jack Dorsey isn’t like that. Dia suka mempelajari dedaunan botanical, dia juga pandai mengukur dan membuat baju berbahan denim, dan bartender yang andal. Saat ini jack Dorsey tercatat sebagai Board Member of Disney dan memiliki license sebagai pemijat. Satu hal yang pasti, Jack Dorsey membuat semua teknologi yang dibuatnya bekerja untuk semua orang.
Diadaptasi oleh Wall Street Journal (Stevenson, 2012).
Setelah saya membaca articel diatas saya bisa menyimpulkan bahwa si jack dorsey ini terinspirasi oleh kegemarannya mendengarkan station radio local yang memperdengarkan pengumuman kegiatan ambulance seperti mau kemana dan sedang dimana. Kemudian dia sangat terobsesi untuk membuat sebuah aplikasi terbarunya yaitu twitter yang bisa dipakai oleh semua orang dan dia juga tidak meniru aplikasi² lain yang bisa dia cantumkan dalam fitur twitternya. kemudian dia juga bisa menciptakan sebuah alat pemindai yang bisa membaca semua kartu credit square yang memudahkan para pengusaha mikro dan makro dalam transaksi.
Terima kasih Fitri atas komentarnya…
dari artikel yang telah saya baca, saya dapat menyimpulkan bahwa Jack dorsey dan Steve jobs memiliki keinginan yang sama yaitu ingin mengembangkan produk buatannya, mereka juga mengganggap dirinya sebagai pembuat atau editor dari karya yang dibuatnya. Tetapi, mereka juga memiliki perbedaan, Jack dorsey dan Steve jobs memiliki karakter dan ciri khasnya masing-masing, disaat Steve jobs menghabiskan fokusnya untuk 1 bidang yang ingin dikembangkannya, Jack dorsey berusaha untuk mempelajari dan mencoba berbagai bidang yang ia sukai. Terbukti setelah aplikasi pertama ciptaannya yaitu twitter yang kini sudah menjadi platform berbagi konten yang populer dengan berbagai fitur yang disediakan, Jack dorsey kembali membuat terobosan baru yaitu alat pemindai yang dapat membaca semua jenis kartu kredit yang dibuat untuk membantu small scale entrepreneur yang dikenal sebagai sebuah aplikasi dengan nama square, juga setelah aplikasi square ciptaannya ini dikenal Jack dorsey terus menggali hal-hal baru yang ia sukai, seperti mempelajari dedaunan botanical, menjadi bartender yang andal, juga terjun di dalam industri fashion dan yoga. Selain menjadi entrepreneur yang terus semangat untuk belajar berbagai hal-hal baru, Jack dorsey juga juga menjadi seorang entrepreneur yang membuat produk atau karya ciptaannya dengan proses design thinking yang baik, dimana ia berusaha untuk menciptakan teknologi dengan memahami dan mengutamakan kebutuhan penggunanya.
Terima kasih Wenny atas komentarnya…
Setelah saya membaca artikel bapak,saya mendapatkan inovasi baru untuk berkembang dan memotivasi saya untuk bergerak menjadi lebih baik dan berkeinginan untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik.
Inovatif, kreatif, dan edukatif.. sangat bagus untuk dibaca bagi kita semua. Sukses dan sehat selalu untuk penulis.
Ini artikelnya dibaca enggak ya… apa pelajaran yang bisa diambil dari Jack Dorsey
dari artikel yang telah saya baca, saya dapat menyimpulkan bahwa Steve Jobs tidak peduli dengan bisnis orang lain, satu-satunya creative force yang dia miliki adalah bagaimana membuat produk apple sesempurna mungkin, sedangkan Jack Dorsey sebaliknya, bagaimana membuat teknologi yang bekerja untuk semua orang tanpa melupakan aspek fungsi dan estetika. Itulah kenapa, media menyebut Jack Dorsey mewarisi apa yang disebutnya sebagai «the most fascinating men in technology» dari Steve Jobs.
Jack Dorsey lalu mencoba membajak server sebuah korporasi dan meyakinkan CEO nya untuk bisa menjadi leader para programmer di perusahaan tersebut. Alhasil, Dorsey di terima dan dalam perjalannanya memimpin programmer inilah, secara kebetulan, Dorsey membangun Twitter. Sebuah platform berbagi yang sedianya menjadi aplikasi berbagi posisi menjadi media sosial populer saat ini. Dan satu hal yang patut dicatat oleh semuanya, Jack Dorsey tidak seperti tech geek lainnya yang terobsesi akan satu hal saja dalam hidupnya, Steve Jobs sangat terobsesi dengan Apple, Mark Zuck terobsesi dengan Facebook, buat Jack Dorsey isn’t like that. Dia suka mempelajari dedaunan botanical, dia juga pandai mengukur dan membuat baju berbahan denim, dan bartender yang andal.
dibaca enggak sih ini artikel.
Jack Dorsey, adalah salah satu orang diusia nya yang masih sangat sangat muda dapat memperlihatkan kemampuannya yang berbeda dari yang lan , dimana ketika orang lan berloma lomba untuk lebih menunjukan kemampuan diri sendiri daripada orang lan. dari artikel diatas yang menyita prhatian saya adalah pengembangannya terhaap aplikasi square. square yg dia buat tujuan utamanya adalah membantu masyarakan yg kesusahan dalam memperoleh uang cash, dilihat dari sini bahwa jiwa sosial Jack Dorsey sangatlah tinggi. terlebih lagi apa yg sudah jack dorsey lakukan sangatlah memotivasi orang lan pastinya untuk membuat penemuan yg sama walau berbeda bentuk dan kelebihan serta keuntungannya. maka jack dorsey pantaslah diseut sebagai editor atau penemu yg handal dan pintar.
Setelah saya membaca artikel tersebut, kesimpulan nya menurut saya Steve Jobs tidak memperdulikan dan tidak memperhatikan bisnis orang lain, beliau hanya fokus dengan creative force yang dia miliki yaitu bagaimana membuat produk apple sesempurna mungkin, sedangkan jack dorsey membuat teknologi yang bekerja untuk semua orang tanpa melupakan aspek fungsi dan estetika yaitu dengan menciptakan Twitter yang cukup populer sampai saat ini. Dan tidak hanya itu, Jack Dorsey juga menciptakan alat swipe, yaitu pemindai yang bisa membaca semua kartu kredit. Sehingga bisa memudahkan seseorang berbelanja menggunakan kartu tanpa harus membawa uang cash. Kegunaan alat swipe tersebut pada masa sekarang ketika berbelanja di toko minimarket, yang biasa nya seseorang yang repot membawa uang cash dan sekarang tinggal membawa kartu kredit untuk memudahkan bertransaksi.
Artikel yang sangat bagus untuk menambah wawasan, karena artikel ini saya jadi tau siapa itu jack dorsey, ternyata jack dorsey adalah pencipta aplikasi media sosisal “twitter”,terimakasih kepada penulis sehat selalu.
Dari artikel yang saya baca di atas berprilaku tidak peduli dalam bisnis cukup penting itulah kenapa, Jack dorsy mewarisi apa yang di sebut pria paling menarik dalam teknologi alangkah baiknya kita belajar dari pengalaman kegagalan atau dari orang yang mempunyai pengalaman lebih dan pernah mengalaminya dan kita perlu juga memikirkan transaksi yang mudah dan cepat. ya karna ada juga manusia yang ga mau ribet atau bertele- tele secara tidak langsung dengan perkara yang mudah dan cepat itu bisa menarik customer dan berpikir hal yang lebih simple . pelajarilah semua hal dan tekunilah satu hal.
Serapi-rapinya pakaianmu di kantor tetap saja kamu karyawan, sesimple-simplenya pakaianmu di usahamu tetap saja kamu bos nya.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari jack dorsey adalah untuk selalu fokus dalam melakukan sesuatu, dan tidak lupa untuk selalu membuat inovasi inovasi baru untuk jangka panjang. jack dorsey juga selalu mimikirkan inovasinya tersebut agar berguna untuk semua orang. ditengah kesibukannya ia juga tidak lupa selalu menuntut ilmu dan tidak cepat merasa puas sehingga ia bisa menyelesaikan perkuliahannya dengan baik. jack dorsey juga mengajarkan kita untuk selalu memanfaatkan masa muda kita dengan baik, contohnya ia bisa mendapatkan penghargaan investors of the years di umurnya yang masih 35 tahun.