Movie Reviews

X Man First Class, Perpecahan Pertama Kaum Mutan

Written by Saomi Rizqiyanto

“Listen to me very carefully my friend, killing will not bring you peace”Peace was never an option.”

Charles Xavier and Erik Lahsner

Latar belakang masa kecil seseorang bisa mempengaruhi cara pandang dan gaya pergaulan seseorang. Anak kecil yang sejak dini berlatar belakang berkecukupan, mendapatkan perhatian dan pendidikan yang memadai, akan memandang dunia secara lebih positif, sedangkan anak kecil yang sedari awal hanya mengenal kekerasan dan sedikitpun tidak kebagian secuil kasih sayang, akan memandang hidup lebih negatif, dan memusatkan hidupnya untuk membalas dendam. Pesan inti itulah yang disampaikan dalam film x man terbaru, first class.

Film sequel dari X Man : Wolverine ini bercerita tentang masa muda Professor Xavier dan Magneto yang dulu dikenal dengan nama Charles dan Erik. Keduanya adalah sahabat yang sama-sama memperjuangkan nasib para mutan yang tidak disukai oleh para manusia. Hanya saja, baik Xavier dan Magneto berbeda sikap mengenai, hubungan para mutan dengan manusia. Charles (Xavier Muda) yang lulusan Oxford University merasa bahwa “jalan damai” adalah cara yang harus ditempuh guna menghilangkan prasangka buruk manusia, sementara Erik merasa perang adalah satu-satunya jalan agar ras mutan berkuasa di bumi.

Perbedaan jalan yang dipilih Xavier dan Magneto ternyata diakibatkan oleh perbedaan masa kecil yang sangat kentara. Sejak awal film ini diputar, Erik kecil sudah dipertontonkan kekejaman Nazi yang dengan kejam memisahkan kedua orang tuanya. Erik diperlihatkan dengan mata telanjang bagaimana Sebastian Shaw, veteran perang Nazi yang terobsesi orang-orang dengan kekuatan super, membunuh dengan keji ibu Erik didepan mata kepalanya sendiri. Sedangkan Charles Xavier adalah seorang anak kecil yang mapan, tinggal di rumah mewah, berpendidikan baik, sehingga sejak kecil pun ia bisa menerima kemunculan orang asing yang sama dengan dirinya, seorang mutant bernama Raven yang belakangan dikenal dengan nama Mystique.

Perbedaan jalan Xavier dan Magneto, sejak awal memang sangat kentara dan menjadi inti kisah di keseluruhan film-film X Men, (terkecuali X Man Wolverine) hanya saja di film ini, tidak hanya pertentangan yang ditampilkan tetapi juga mempertunjukkan keakraban pertemanan yang dijalin antara Xavier dan Magneto. Kedua sahabat ini punya cita-cita yang sama untuk merekrut banyak orang-orang berkekuatan mutan. Erik dan Charles berburu keseluruh penjuru Negara untuk menemukan banyak para fellow (murid) yang akan dilatih dan hidup bersama dalam komunitas mutan.

Perburuan mutan yang dilakukan Magneto dan Xavier berbuah sukses, mereka berhasil mengumpulkan setidaknya lima fellow yunior yakni Angel Salvadore, Sean “Banshee” Cassidy, Armando “Darwin” Munoz, Hank “Beast” McCoy dan Alex “Havok” Summer. Selain Xavier, Magneto, dan Mystique, disini juga ada mutan senior lain seperti Sebastian Shaw, Emma Frost, Azazel, dan Riptide. Disini penulis masih ragu apakah sekelompok mutan ini yang disebut first class atau kelima fellow yunior itu.

Dimunculkannya banyak konflik dalam film ini membuat penonton agak kurang memahami inti konflik, apakah pertentangan antara banyak faksi dalam kelompok mutan ini atau latar belakang perang dingin di teluk babi Kuba yang menjadi pemicu klimaks film ini. Penonton yang cerdas bisa memahami dengan jelas jikalau pertentangan faksi Xavier-Magneto vis a vis Sebastian Shaw, dan Perang Dingin di teluk Kuba hanyalah background yang mengalirkan cerita, sedangkan intinya adalah perpecahan internal kubu Xavier vs Magneto yang memecah kelompok mutan menjadi dua, pecinta damai dan penggemar perang.

Film yang disutradarai oleh Mathew Vaughn ini berhasil memecahkan rekor Box Office untuk film-film musim panas di Holywood akhir juni ini, menggantikan posisi Pirates of Carribean : On The Stranger Tides garapan Disney. Film yang disadur dari komik marvel ini menampilkan bintang-bintang baru semisal Michael Fassbender (Erik/Magneto), Jennifer Lawrence (Raven/Mystique) Alex Gonzales (Riptide) dan beragam karakter lainnya semisal Lucal Till (Alex/Havok). Film berbujet 140 Juta Dollar US ini dibiayai rumah produksi Fox dengan produser eksekutif Stan Lee. Penonton boleh tertawa dengan yang satu ini, saat perburuan mutan berlangsung, Hugh Jackman muncul sebagai cameo dan memerankan Wolverine. Hahaha, karakter Wolverine memang tidak bisa dilepaskan dari seri film franchise X Men.

About the author

Saomi Rizqiyanto

Leave a Comment