Culture & Education

Coretan Tentang Catatan Si Boy

Written by saumiere

Ganteng, shalih, kaya, pintar, gemar membantu orang, apalagi yang dibutuhkan oleh seorang cowok agar ia bisa menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya. Jawabannya tidak ada, justru satu kata untuk deskripsi profil tersebut, yakni sempurna. Gambaran ideal tentang sosok pria tersebut menjadi daya tarik utama dari seorang Boy, sosok fiksi yang dikembangkan oleh Nasri Chappy pada tahun 1987 dengan pemeran aktor Onky Alexander, yang kini dicoba untuk dihidupkan kembali oleh NET TV dengan nuansa yang lebih segar dan kekinian.

Segar, karena di sana penonton tidak akan menemukan Onky Alexander, Ayu Azhari, maupun Meriam Bellina, justru penonton akan disuguhi dengan munculnya para pemain baru. Sebut saja, Achmad Megantara, Marsha Aruan, dan Hana Prinantina. Kekinian karena formatnya yang dulu berupa sebuah film bersequel, kini diganti dengan format tv series, lainnya, konsep dan latar belakang filmnya juga mengikuti perkembangan zaman sekarang. Misal, mobil yang dipakai Boy merupakan BMW keluaran terbaru, model pakaian dan segala atribut yang dimunculkan dalam film juga merupakan hal-hal baru.

Hanya saja dan mungkin ini juga bisa menjadi catatan atas tv series tersebut, yakni tatkala segala kekinian yang melekat dalam serial tersebut ternyata tidak menyurutkan hobi seorang Boy yang masih suka menulis dalam sebuah catatan harian. Misalnya Ina (Marsha Aruan) dan Emon (Kresna Julio) yang sangat suka membuat Video Blogging dengan device MacBook dan Camcorder terkini apakah seharusnya Boy juga membuat catatannya dalam sebuah Blog atau Vblog. Karena bagaimanapun juga saat Onky Alexander memerankan Boy, saat itu belum ada Blog oleh karenanya wajar Boy menulis dalam catatan harian. Ketika serial tersebut di remake pada tahun 2016 ini, apakah tidak seharusnya medium catatan Si Boy juga berubah. Ini sekadar kritik, karena bagaimanapun rasa yang ditampilkan dalam film ini berupa “segar dan kekinian” seakan tidak pas dengan medium catatan harian.

Catatan lainnya lebih kepada apresiasi atas keberanian NET TV untuk mengusung sebuah serial tv yang tidak sekadar mengejar rating dan iklan. Catatan SI Boy, walaupun mengaburkan realitas sosial yang ada di masyarakat, tetap lebih nyata dalam menggambarkan liku jalan hidup seorang pemuda yang sebenarnya. Cerita tentang Boy, yang akan membangun bengkel dengan usaha ayahnya, kuliah dan memimpin sebuah organisasi di kampus, dan jatuh cinta dengan mahasiswa beda fakultas, bagi penulis lebih nyata tinimbang menyaksikan Anak Jalanan yang penulis tidak tahu dimana moral pijakan cerita tersebut.

Serial Net Tv pada umumnya memang berani membuat sebuah gaya baru akan penceritaan sebuah kehidupan. Saat yang lain mungkin akan dengan bangganya membuat format cerita anak yang sengsara karena dititipkan di Ibu tiri, perebutan warisan, religi yang tak membumi, atau kekerasan sebagai sebuah kebanggaan, namun tidak demikian dengan NET TV. Mulai dari Kesempurnaan Cinta yang menggambarkan dengan apik konflik batin seorang duda memilih yang terbaik untuk anak-anaknya, hingga Catatan Si Boy yang penuh petualangan akan kehidupan mahasiswa bagi penulis harus mendapatkan apresiasi karena nilai edukasi yang diberikan kepada masyarakat.

About the author

saumiere

Leave a Comment