Saat seorang pemuda berusia 19 tahun mengalahkan bintang lapangan Tenis terbesar abad ini, Roger Federer pada Halle Open, Juni 2016, semua media mendadak tertuju pada pemuda kelahiran Russia warganegara Jerman, Alexander Zverev. Inikah bintang baru lapangan tenis pengganti Federer?
Ada banyak alasan untuk menjawab bahwa Alexander Zverev adalah masa depan Tenis. Siapa yang bisa menyangkal bahwa Zverev memiliki tidak hanya bakat, yang secara natural tumbuh dalam diri pemuda dengan tinggi 186 cm tersebut. Tapi Zverev memiliki kombinasi antara bakat, passion dan kerja keras.
Lihat saja apa kata Justin Gimelstob di Majalah Vogue September ini, Gimelstob mengatakan, “Sascha (nama kecil Zverev) merupakan pemain muda paket komplit, apa yang diperlihatkan Zverev dalam lapangan menunjukkan ketepatan, konsistensi dan pukulan servis bertenaga 120 mph” ujar Gimelstob. Senada dengan Gimelstob, Patrick McEnroe, talent analyst dari ESPN mengatakan di laman New York Times, “Dia (Zverev) berbahaya dari kedua sisi, dengan jangkauan tangan yang luar biasa, pukulan servis yang bertenaga dan kehadirannya di lapangan… semua yang dilakukannya membuat saya terkesan” Ujar McEnroe. Apa yang dikatakan oleh Gimelstob dan McEnroe menengarai satu hal bahwa, pria yang tinggal di Monte Carlo ini adalah petenis yang memiliki bakat luar biasa.
Lalu bagaimana kisahnya Zverev bisa memiliki bakat tersebut, alih-alih melacak masa lalu Zverev, Sascha mengutip Vogue, memiliki Pedigree atau silsilah petenis dalam keluarganya. Ditemukan bahwa Ayah Zverev, Alexander Zverev Sr adalah mantan petenis Uni Soviet yang bermain untuk Piala Davis sebelum Perang Dunia II. Kakaknya, Mischa adalah pemain tenis professional yang kini menempati posisi ke 45 petenis dunia tahun 2009.
Bakat yang secara alami lahir dan besar dari keluarganya yang memunculkan potensi hebat, tidak lantas membuat Zverev lalu memutuskan untuk berlatih ala kadarnya. Walaupun dia menolak beberapa tawaran para pelatih professional seperti Ivan Lendl dan memilih dilatih ayahnya dan bantuan Mischa, Sascha tetap mengikuti pelatihan tenis professional di Saddlebrook Tennis Academy, Florida. Selain itu Zverev juga mengikuti kejuaran World ATP Tour, termasuk US Open dan Wimbledon. Di dua kejuaraan tersebut, nama Zverev semakin bersinar.
“He’s locked to be a star” ujar Gimelstob, apa yang dikatakan Gimelstob tidak berlebihan, dengan bakat dan kerja keras serta pretasi yang ditorehkan, membuat Zverev seakan ditakdirkan untuk menjadi pengganti Roger Federer. Mengejutkannya, Zverev memulai hal itu sejak masih usia belia. Sehingga masih memungkinkannya untuk terus bermain dan memperbaiki permainannya. Patricio Apey, Agen Zverev yang juga melahirkan banyak bintang tenis besar seperti Andy Murray mengatakan sejatinya Sascha sudah jatuh cinta dengan tenis ketika ia berusia 16 tahun. Zverev menyadari passionnya dalam dunia tennis ketika ia mengikuti kakaknya yang kala itu berusia 26 tahun berganti pakaian dia locker room, disanalah Sascha bertekad, ia ingin memiliki salah satu locker itu. Kebintangannya tercipta sejak ia menginginkan apa yang kakaknya raih tatkala Mischa memenangkan Halle Open.
Lainnya, sudah barang tentu aura wajah tampan Zverev yang membuat Anna Wintour memuat profil nya di Vogue. Walaupun tubuhnya yang tinggi menjulang membuat dirinya seakan terlihat seperti tulang dan kulit, namun wajahnya yang tampan membuat media enggan berpaling. Bahkan Vogue menjulukinya Atlet Kampus karena aura nya sebagai pria yang mampu menarik perhatian lawan jenis.