Catatan Harian

Silver Linings and the Toast of Change!

Written by saumiere

Pertama kali saya menggunakan istilah silver lining adalah ketika saya menulis tesis yang secara jelas menjelaskan apa definisi dari silver linings tersebut, yakni sebuah perumpamaan mengenai alasan yang membedakan secara tegas ketika kondisi di sekitranya gelap atau kelabu atau dengan kata lain kondisi yang suram, tidak jelas. Silver lining ibarat lingkaran dalam gerhana, ia tetap bercahaya dan membedakan dengan jelas, mana matahari dan mana langit. Memang saya sudah pernah berjanji bahwa saya tidak akan menulis kegalauan saya melalui catatan harian lagi, namun kali ini saya melanggar janji tersebut, karena saya pikir, menulis unek unek itu menyehatkan.

Saya sedang merasa pada posisi frustrated and depressed dalam karir saya. Semalam baru saja saya diomelin hebat oleh bos saya, saya tidak melakukan pembelaan dalam tulisan ini namun patut untuk diketahui bahwa saya sudah melakukan tugas saya sesuai dengan pedoman acara jadi saya hanya diam dan percuma kalau saya mendebat wanita paling hebat itu, yang ada malah berbuntut panjang. Kedua saya juga agak bersitegang dengan teman dan tetangga saya. Tidak elok rasanya jikalau saya bertengkar dengan dia karena itu bukan suatu hal yang perlu untuk diributkan. Tapi apa yang dia lakukan akhir-akhir ini sepertinya sudah mulai mengusik ketenangan saya bekerja. Kelemahan saya dalam hal ini, saya tidak ingin bertengkar apalagi berselisih paham dengan teman yang ya boleh dibilang cukup dekat. Apalagi dia belakangan ini merasa paling serbabisa di fakultas. Di luar benar dan salah, saya merasa tidak nyaman, saya sudah cukup ngalah. Ketiga, entah kenapa lingkungan pekerjaan saya yang sekarang tidak lagi mendukung martabat, apapun jenis pekerjaannya seakan dilemparkan ke saya. Penjadwalan, Eletter, Imput Ais, Notulen, entah apalagi nantinya, jadi well intinya saya frustasi.

Saya memerlukan perubahan karir yang mendasar dalam hidup saya. Karir yang jelas dan terarah sesuai dengan minat saya. Jelas dan terarah dalam arti kata saya sudah lima tahun bekerja sebagai tenaga kependidikan di sebuah PTN dengan status yang menggantung, PTT. Apapun jenis SK nya, tapi ini sudah lima tahun dan masih tidak tetap. Oleh karenanya, saya membutuhkan kejelasan. Belum lagi dengan kondisi pekerjaan yang tidak terarah, maksudnya apa sih sebenarnya bidang keahlian saya. Saya ingin bekerja sesuai dengan apa yang saya inginkan, memiliki fleksibilitas waktu sehingga saya masih punya kesempatan untuk misalnya melakukan pembelajaran, bersilaturahmi dsb. Pekerjaan saya yang sekarang tidak mendukung hal itu. Oleh karenanya saya membutuhkan perubahan.

Toast of Change, waktunya untuk melakukan perubahan, kemungkinan pagi ini saya akan dipanggil oleh atasan dan saya sudah siap untuk mengatakan apapun nanti yang terjadi. Saya sudah berbicara dengan istri saya dan dia mensetujui apapun keputusan saya yang diambil, pada intinya alasan-alasan, penegas antara yang terang dan yang gelap, silver lining, itu mendorong saya untuk toast of change! I will explain that, pertama, jikalau memang saya memiliki banyak cela dalam pekerjaan saya yang sekarang, saya lebih baik beralih, melepaskan status kepegawaian saya. Kedua, I choose to be a lecturer, dengan kejelasan dan keterarahan karir yang jelas, saya sudah bisa untuk memiliki kepangkatan, memiliki nomor induk kepegawaian, memiliki fleksibilitas waktu, saya bisa menulis dengan tenang tanpa ada beban kepegawaian yang mengekang kreatifitas saya.

After all, perubahan itu penting, ada pepatah lama yang mengatakan, if you stay in one place for long enough, youll never go to anywhere, jadi saya memutuskan untuk berpindah, ngalih, dalam istilah jawanya. Saya memilih terma untuk beralih, bukan mengundurkan diri. Saya akan beralih menjadi dosen penuh waktu dengan kesempatan yang tersedia dimanapun.

About the author

saumiere

Leave a Comment