Jadi jumat itu, setelah seharian bekerja di redaksi Alo Indonesia, merancang desain iklan untuk republika dan desain kartu nama untuk editor in Chief kami. Saya segera meluncur ke kampus, mengikuti rapat redaksi UIN ONLINE. (Maaf bukan sok sibuk sih tapi begitulah adanya). Sampai kampus, ternyata hanya sedikit yang mengikuti rapat itu, maklum akhir tahun saat semua orang sudah mulai kendor spirit kerjanya. Kepala Divisi Pemberitaan Humas UIN pun tidak datang karena harus menjadi pembicara di salah satu kegiatan UKM. Jadi kami (Saya, Hanif [redaktur pelaksana], Elly [reporter], Zaid [reporter] dan Luthfi [reporter]) tetap membahas liputan dan berbagai permasalahan yang ada di redaksi. Itu sudah menjadi rutinitas yang kami lalui sejak dulu.
Pembicaraan menghangat setelah rapat usai. Ketika membicarakan perjalanan karir kami, semua sangat antusias ketika kita menggoda karir Luthfi, reporter muda yang full spirit dan sedang menjadi pembicaraan dimana-mana karena pacar baru-nya. Dari awal mula dia bergabung di UIN ONLINE, menjadi anggota BEMJ/F, bisnis MLM yang digeluti sampai magang di tempat kerja yang prestisius, (gimana gak prestisius, di area Thamrin, yang deket dengan jalan-jalan protokol utama di jakarta mulai Sudirman, Gatot Subroto, Kuningan, Rasuna Said dsb). Apalagi ketika dia men declare bahwa meliput disekitar kampus sudah tidak menantang lagi, dia lebih suka meliput di luar kampus utama, kampus 2 misalnya. (wah-wah keren yah… saya sih faham alasan dibalik itu tapi sudahlah saya tidak mau ngomonginnya)
Oh iya kita juga ngomongin Facebook ketika secara tidak terduga kita membicarakan seminar yang tidak lama lagi akan diliput, seminar “Marketing Yourself”nya Hermawan Kertajaya. Saya secara gamblang ngomong bahwa “di era facebook, semua orang bisa jadi artis, bisa jadi entrepreneur tanpa harus pusing-pusing memikirkan modal” Asalkan punya komoditi yang bisa dijual kita bisa jadi entrepreneur, jadi gak sekedar narsis doank! Hehehe
Contohnya saja Billy Boen, dia menjadi makin dikenal setelah dengan sukses mengorbitkan bukunya melalui fans page di facebook, melalui account di twitter sampai memiliki blog sehingga para pembacanya makin loyal. Ada juga Adhitya Mulya, penulis novel “Jomblo” ini memasarkan novel-novelnya melalui website khusus miliknya! Yang paling tenar tentu Radhitya Dika, melalui kambing jantan.com, namanya meroket dalam jajaran penulis papan atas Indonesia, blognya dijadikan novel, dijadikan film dan tawaran menjadi pembicara-pun mengalir dari manapun!
Nama-nama diatas adalah contoh sukses memasarkan talenta kreatif dalam dirinya melalui internet! Mereka punya saluran (channel) tersendiri dalam dunia internet untuk memasarkan dirinya (marketing his/her self) entah itu melalui facebook, twitter, website pribadi/blog, youtube, flickr dsb. Mereka mempunyai komoditi yang memang layak dipasarkan, radhitnya punya blog unik, Adhitya punya novel “jomblo” yang sudah di filmkan, Billy Boen punya buku “Young On Top” yang memudahkannya untuk memasarkan di internet, sehingga kesannya tidak asal narsis, mereka punya talent kok.
Secara pribadi saya juga mempraktekkan metode marketing yourself ini. Jadi talent saya dibidang desain grafis, web developing dan jurnalisme, saya tawarkan melalui website pribadi saya http://saumiere.co.cc, terus untuk mendongkrak popularitas (maklum kompetitornya banyak) saya pasarkan melalui facebook, baik account pribadi maupun fans page, juga melalui twitter. Karena semua aplikasi semakin terintegrasi, jadi semakin mudah. Kita tidak perlu repot-repot memasarkan masing-masing account, cukup melalui twitter yang terintegrasi dengan facebook, blog, AIM dsb, sehingga kita kita posting produk atau status kita ke twitter secara domino langsung mengubah status kita yang ada di facebook, myspace dsb.
[singlepic id=101 w=320 h=240 float=right]Hasilnya satu dua orang ada yang minta jasa saya, dan itu menghasilkan, tapi ada juga yang membatalkan karena harganya terlalu mahal. Jadi faktor pricing juga penting kali ya untuk dikaji. Karena menurut Hermawan Kertajaya, pricing is currency, harus memikirkan daya beli masyarakat juga harus memikirkan kualifikasi diri sehingga pantas mematok tarif.Jadi kamu tertarik kan untuk memasarkan talenta kreatif yang kamu miliki di facebook! Jika kamu tertarik berikut mungkin tips yang perlu kamu ketahui (di”remix” dari buku marketing yourself Hermawan Kertajaya dan pengalaman beberapa orang)
1. Talent as a commodity
Yup, kita harus punya talent kreatif untuk bisa di pasarkan di facebook! Atau setidaknya karya (entah itu tulisan, fotografi [bukan foto pribadi], maupun buku) sehingga bukan asal nampang di facebook. Ngapain “wira-wiri” memasarkan diri kalo gak punya talent atau karya. Ingat talent atau karya kita adalah komoditas, barang dagangan!
2. Segmenting your talent
Menurut hermawan kertajaya, kita sih harusnya juga memikirkan talent kita mau dijual kemana dan ingin seperti apa bayangan talent kita yang ada di benak konsumen! Apakah kita hanya ingin memasarkan ke sekitar lingkungan kita, atau keseluruh orang agar kita dikenal, dipasarkan di kalangan menengah kebawah atau menengah ke atas. Untuk Small medium entreprise (UKM) atau corporate itu tergantung kita.
3. Differentiating your talent
Dalam memasarkan talent kita diminta untuk membedakan talent kita dengan yang lain. Kita tidak bisa memungkiri bahwa banyak orang disana yang punya talent kayak kita dan agar bisa berkompetisi kita harus punya sesuatu yang beda agar dilirik konsumen!
4. Pricing as your currency
Mau donk talenta kita dihargai, entah itu punya suara yang bagus, pandai orator, merancang pakaian dsb! Nah oleh karenanya kita patut menganugrahi talenta kita dengan sesuatu yang berharga (uang misalnya walau itu bukan satu-satunya)! Nah ketika kita memasarkan talenta kita di internet dan kemudian ada yang tertarik, sah-sah aja kok mematok tarif. Belajar dari pengalaman pribadi, tarif hendaknya diukur berdasarkan kemampuan kita! Dan daya jual konsumen. Jangan sampai kemampuan talenta kita yang baru beginning dihargai berjuta-juta apalagi dipasarkan di masyarakat dengan daya jual yang rendah!
5. Marketing Mix
Sebagai pamungkas, kita juga harus mengingat saluran pemasaran kita! Karena kita lagi bicarain internet, ya harus sepandai mungkin memasarkan talenta kita keberbagai channel internet yang ada. Masuki semua social networking (facebook, myspace dan friendster dsb) microblogging (twitter, plurk dsb) dan website.
Ya setidaknya tips-tips inilah yang berhasil saya rangkum dari buku “Marketing Yourself” karya Hermawan Kertajaya. Mungkin bermanfaat, jikalaupun terlalu menggurui ya sebenarnya gak ada maksud kok, saya juga sedang belajar.
Waktu semakin malam ketika akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk pulang, diakhir pembicaraan terbetik ide untuk mengundang Billy Boen ke kampus. Karena sekarang kan sedang ada YOT Campus RoadShow. Talkshow gratis dari Billy Boen jadi kami berniat untuk mengundangnya ke UIN! Semoga aja rencana ini berhasil. Kalau ada yang tertarik hubungi saya saja. Oke Happy nice weekend!